Nemu si Bunga Raksasa yang Langka

Dokumentasi Ekspedisi


Kebanyakan dari kita pasti langsung bisa menebak jika diberikan clue untuk menebak sebuah bunga yang mempunyai ciri-ciri berwarna merah, berukuran besar, dan berbau busuk. Yaa dialah bunga Rafflesia atau sering juga disebut dengan bunga bangkai. Sebutan bunga bangkai untuk bunga Rafflesia karena bunga tersebut memiliki bau busuk seperti bau bangkai. Sebuah kesempatan yang sangat langka ketika saya ikut andil dalam menemukan dan dapat melihat bunga tersebut di habitatnya secara langsung dengan mata kepala sendiri. Kejadian ini terjadi sekitar awal tahun 2020 ketika saya dengan beberapa teman dan senior di kampus melakukan sebuah ekspedisi pendakian ke sebuah gunung yang berada di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh selama kurang lebih 8 hari.

Bunga Rafflesia adalah bunga terbesar di dunia yang dapat tumbuh sampai dengan 1 meter dan beratnya bisa mencapai 19 kilogram. Bunga ini juga merupakan tumbuhan parasit obligat (organisme yang hanya dapat betahan hidup pada tumbuhan hidup yang lain sebagai inangnya). Setelah sedikit mencari informasi lebih mengenai bunga ini, bunga Raflesia mencakup sejumlah kelompok dan memiliki kurang lebih sampai dengan 28 spesies. Dan juga hanya akan mekar selama 5-7 hari sebelum layu dan mati. 

Berawal saat perjalanan pendakian hari pertama dari titik camp 1 menuju camp 2. Entah sial atau mujur, saat itu perjalanan sedang tidak sesuai dengan apa yang sudah kami perhitungkan dikarenakan kami kehilangan jalur. Jalur yang seharusnya kami lewati adalah jalur yang biasanya dipakai  oleh masyarakat lokal untuk pergi berkebun dan mencari ikan di sungai. Sedangkan jika dilihat dari keadaan sekitar dan padatnya vegetasi saat itu dapat dipastikan kami berada jauh dari jalur yang seharusnya dilewati. Setelah melakukan pengambilan titik poin posisi sembari berisitirahat agar dapat meyesuaikannya dengan peta yang kami bawa, terlihat jelas posisi kami sudah berada di luar jalur dan sedang mengarah ke sebuah lembah. "aduhh... nasib-nasib..." membatin saya dalam hati sambi tersenyum. 


Dokumentasi Ekspedisi


Perjalanan pun dilanjutkan dengan tetap berjalan menuju titik camp kedua sekaligus mendekati kembali jalur yang sebenarnya dikit demi sedikit. Karena jika harus kembali ke belakang akan kehilangan banyak waktu sehingga dikhawatirkan target perjalanan hari itu yaitu camp 2 terancam tidak tercapai. Dengan pertimbangan tersebut maka dengan tetap jalan ke depan dan tidak kembali ke belakang adalah pilihan yang tepat dan juga dapat dipertanggung jawabkan. Hingga tiba waktu istirahat makan siang, kami pun berhenti untuk beristirahat serta melakukan persiapan makan siang. Kami sudah berjalan kurang lebih 2,5 km, setengah dari target jarak tempuh pada hari itu sudah tercapai. Posisi ketinggian kurang lebih sekitar 1500 mdpl. 


Dokumentasi Ekspedisi

Ketika saya meletakkan ransel untuk duduk, hal yang menakjubkan pun terjadi. Dengan raut muka terkejut di antara semak-semak dan tumpukan dedaunan yang sudah kering diatas tanah yang lembab dan sedikit becek terlihat sebuah bunga yang lumayan besar dengan kisaran diameternya kurang lebih 60 cm (sebesar piring makan), berwarna merah hati dan sedikit berbau busuk dikelilingi oleh tumbuhan bulat-bulat seperti sebuah tunas tepat berada di depan saya. Membatin saya dalam hati " Ya... tidak salah lagi, dengan bentuk fisik dan ciri yang jelas... tentu bunga itu... tidak salah lagi.. bunga ini adalah bunga Rafflesia, Rafflesia yang sedang mekar dan beberapa tunas muda yang masih membungkus diri sedang menantikan waktunya tiba untuk mekar". 

Sungguh pengalaman pertama dalam hidup yang sangat menakjubkan.... di sebelahnya juga terdapat dua Rafflesia yang lain sedang mekar berhimpitan. Warnanya yang merah begitu kontras dengan mata. Tentu akan memanjakan setiap siapa saja yang melihatnya. Sungguh indah....! Dapat melihat langsung bunga yang langka tersebut tepat ketika sedang mekar-mekarnya dengan indah sebelum layu dan mati, merupakan sebuah hal yang sangat saya syukuri. Dengan tegas dan jelas memperlihatkan kepada kita sebagai manusia akan Kebesaran dan Kuasa-Nya melalui keindahan dan keanekaragaman tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di bumi-Nya. 


Dokumentasi Ekspedisi


Banyak hal yang tidak bisa kita prediksi dapat terjadi. Kita sebagai manusia hanya dapat merencanakan. Keputusan final akan kembali Kepada-Nya. Alam bebas telah mengajarkan kita kembali untuk tetap  rendah hati. Dan kita diingatkan kembali bahwa alam bukan untuk dilawan, tetapi kita harus berdampingan dengan alam, dengan demikian alam akan senantiasa menuntun kita ke arah mata angin yang kita tuju...
Dan hal Menakjubkan lainnya juga beberapa kali kami temukan kembali ketika melanjutkan perjalanan...



Dokumentasi Ekspedisi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Exspedisi Pendakian Gunung Peut Sagoe (Bagian 2)

Akhir Pekan di Pantai Lamreh